Minggu, 30 September 2012

MENUJU SOSIALISME AFRIKA




Afika merupakan daerah yang menyajikan banyak masalah yang pararel dalam berbagai lingkup. Setelah lama melalui kolonialisme dalam mencapai kemerdekaan terjadi ketimpangan dalam hal kepemimpinan. Hal ini terjadi karena perubahan yang begitu cepat dan masyarakat itu sendiri yang belum mampu untuk membuat suatu kepemimpinan pribadi. Dengan adanya ideology yang menjadi warisan juga membua masalah tersendiri seperti sosialisme dan nasionalisme. Ketika masa Rhodesia dan Nyasaland yang identik dengan perbudakan dan imperialis, masyarakat penuh dengan keterbatasan dan kemiskinan. Perlu adanya dukungan untuk melepaskan Afrika dari ketidakberdayaan yang membuat Afrika menjadi sebuah benua yang masih bergantung pada Negara bekas kolonialisme mereka. Misalnya organisasi yang berada di Aljazair FLN melakukan gerakan yang kontrovesial karena kepemimpinan sosialis namun penuh dengan pemberontakan antar suku yang membuat keadaan semakin kacau, perbedaan menjadi salah satu penyebab utamanya.
Sosialis di afrika merupakan suatu spekulatif untuk mempertahankan kepemimpinan mereka. Seperti sosialis demokratis Perancis di Afrika Barat hanya akan menjadi boneka dari kepemimpinan yang masih diatur oleh pemerintahan Perancis. Keadaan politik di Afrika masih tercampur dengan marxis stalin yang cukup kental ataupu marxis non stalin. Partai Rakyat Kongo beradadibawah serikat buruh yang masih dilandasi dengan keikutcampuran orang eropa sebagai substansi aktif. Sosialis dating ke Afrika dalam skala kecil yang prospeknya belum cukup hebat.setiap gerakan sosialis akan tumbuh dalam gerakan buruh yang akan berhasil menjadi badan swasta dengan intelektual sebagai ideology baru. Kemerdekaan adalah sebuah tugas berat yang harus dipertahankan dan tidak hanya dijadikan teori namun dapat dijadikan kenyataan dan menjadikan Negara di Afrika sebagai Negara maju.
Sosialis di Afrika juga mash terpengaruh oleh hokum adat yang berbeda disetiap suku di afrika hal ini disebabkan oleh adanya rasial yang kurang bijaksana. Ghana merupakan salah satu Negara yang otoriter sebagai pemimpin yang mendapatkan Negara sebagai hibah dari Negara kolonialisme. Dalam pemerintahan parlemen mereka konstitusi adalah sebuah Negara perusahaan. Guinea pemerintahannya menunjukkan profil Negara yang lebih jelas dan tegas bila dibandingkan dengan Ghana. Hal ini merupakan warisan dari kolonialisme Perancis. Seperti sebuah karya Sekou Toure dalam bukunya Kebijakan dan Prinsip dari Partai democrat Guinea yang merupakan seorang ahli teori politik menggabungkan anatara pendekatan konsistensi yang dirasionalisasi ke dalam tempo yang rumit, akan berbeda dengan gerakan di afrika lainnya. Seluruh rakyat harus tunduk terhadap hukum, dirinya adalah bagian dari Negara yang keseluruhan. Menurut Toure dalam eksekutif akan banyak terjadi perselisihan yang akan menghilangkan kelas organisasi secara resmi. Karena sebuah bnagsa yang demokratis adalah kesatuan program kerja dalam kekuasaaan yang tidak ditentukan leh kepentingan kelas. Rasa monolitik akan terdeteksi dalam gerakan-gerakan di Afrika, karena gerakan disana harus mendapat dukungan praktis dan tanpa syarat dalma perang mereka melawan imperialisme. FLN merupakan gerakan otoriter dalam kepemimpinan heroik untuk membentuk Negara Aljazair.
Peran sosialisme di Afrka mempunyai tugas utama yaitu :
1.      Penghancuran kekuatan dan kesetiaan terhadap ikatan suku asli dan sisitem feodal.
2.      Konsekuensi dari perkembangan federal dan pan-Afrika, menrunkan rasa kesukuan dan meningkatkan rasa persatuan yang berbasis dalam satu benua.
3.      Rencana pembangunan sumber daya dari benua Afrika
4.      Melibatkan Devosi pada surplus kebutuhan internal Afrika oleh pemukim dan kepentingan imperialis, Industrialisasi dalam tingkat pertumbuhan yang optimal, seperti ajaran Jerman dalam meningkatkan babi-besi, Pengembangan sumber daya pertanian oleh dorongan dari koperasi pertanian dan sector industry.
Afrika menawarkan perusahaan imperialis yang sesuai dengan standar kelayakan bagi masyarakat tanpa ada kesenjangan desa-kota. Untuk menilai kapasitas kepemimpinan di Afrika tidak terkecuali akan terbebas dari generalisasi kepemimpinan yang skematis. Penilaian ini didasarkan pada kesuksesan nasionalis pemerintahan Ghana dan Guinea. Dan seperti Negara Nigeria dan beberapa Negara bekas jajahan Perancis akan mempunyai gerakan yang lebih kompleks karena rasa kesukuan yang masih sangat melekat. Dari daerah tersebut masalah politik akan dipicu oleh pemberontakan antar gerakan sampai muncul kepemimpinan yang stabil. Seluruh ide federal Afrika akan dianjurkan oleh Nkrumah dan Toure pada tingkat konferensi seluruh Afrika.
Namun pan-afrikanisme saat ini telah mencapai keadaan yang sama dengan pan-arabisme, dimana diantara masing-masing pemerintahan menuduh federalis sebagai alasan untuk mencaplok daerah lain, dan mereka sendirilah yang menyebabkan kerusakan karena pengabdian yang sia-sia. Seksional kesadaran massa tetap menjadi hambatan terbesar bagi kepemimpinan yang berambisi dalam kepentingan kesukuan mereka. Semua sangat inklusif karena perjuangan mereka melawan kolonialisme membuat keadaan kepala suku bermuka dua karena membela Negara atas kepentingan suku lebih dahulu. Hal ini mungkin terombang-ambing antara kepentingan suku dan kopmpromi persatuan. Seperti di Afrika tengah dominasi kepentingan pemukim Eropa telah menarik para pemimpin ke militan yang selaras dengan pembebasan asli. Dalam pengambila alihan kekuatan ekonomi akan mendorong adanya kekacauan yang mengakibatkan bahaya intervensi militer. Namun marxis seharusnya tidak memberikan kepemimpinan pada kelas borjuis, karena ini merupakan kesalahan. Hal ini akan memicu adanya gerakan massa melalui pembangunan organisasi kelas pekerja yang menggabungkan antara imperialis dan nasionalis.
Keterbelakangan benua Afrika dari sector politik, budaya ataupun ekonomi yang jauh melebihi Asia akan membuat Afrika tergoda untuk menjadi Negara sosialis. Keterbelakangan inilah yang memicu adanya kepemimpinan kelas yang otoriter. Bahkan Stalinisme di Afrika yang mengembangkan industry dinegara terbelakang perlu adanya pengembangan pada tingkat tertentu agar tidak terjadi sebuah ketimpangan yang melemahkan pemeritahan. Pertumbuhan sosialisme di Afrika memerlukan jaminan agar tidak terjadi perpecahan kesukuan dan tindakan ekonomi yang anti imperialis.

1 komentar: