Afika
merupakan daerah yang menyajikan banyak masalah yang pararel dalam berbagai
lingkup. Setelah lama melalui kolonialisme dalam mencapai kemerdekaan terjadi
ketimpangan dalam hal kepemimpinan. Hal ini terjadi karena perubahan yang
begitu cepat dan masyarakat itu sendiri yang belum mampu untuk membuat suatu
kepemimpinan pribadi. Dengan adanya ideology yang menjadi warisan juga membua
masalah tersendiri seperti sosialisme dan nasionalisme. Ketika masa Rhodesia
dan Nyasaland yang identik dengan perbudakan dan imperialis, masyarakat penuh
dengan keterbatasan dan kemiskinan. Perlu adanya dukungan untuk melepaskan
Afrika dari ketidakberdayaan yang membuat Afrika menjadi sebuah benua yang
masih bergantung pada Negara bekas kolonialisme mereka. Misalnya organisasi
yang berada di Aljazair FLN melakukan gerakan yang kontrovesial karena
kepemimpinan sosialis namun penuh dengan pemberontakan antar suku yang membuat
keadaan semakin kacau, perbedaan menjadi salah satu penyebab utamanya.
Sosialis
di afrika merupakan suatu spekulatif untuk mempertahankan kepemimpinan mereka.
Seperti sosialis demokratis Perancis di Afrika Barat hanya akan menjadi boneka
dari kepemimpinan yang masih diatur oleh pemerintahan Perancis. Keadaan politik
di Afrika masih tercampur dengan marxis stalin yang cukup kental ataupu marxis
non stalin. Partai Rakyat Kongo beradadibawah serikat buruh yang masih
dilandasi dengan keikutcampuran orang eropa sebagai substansi aktif. Sosialis
dating ke Afrika dalam skala kecil yang prospeknya belum cukup hebat.setiap
gerakan sosialis akan tumbuh dalam gerakan buruh yang akan berhasil menjadi
badan swasta dengan intelektual sebagai ideology baru. Kemerdekaan adalah
sebuah tugas berat yang harus dipertahankan dan tidak hanya dijadikan teori
namun dapat dijadikan kenyataan dan menjadikan Negara di Afrika sebagai Negara
maju.
Sosialis
di Afrika juga mash terpengaruh oleh hokum adat yang berbeda disetiap suku di
afrika hal ini disebabkan oleh adanya rasial yang kurang bijaksana. Ghana
merupakan salah satu Negara yang otoriter sebagai pemimpin yang mendapatkan
Negara sebagai hibah dari Negara kolonialisme. Dalam pemerintahan parlemen
mereka konstitusi adalah sebuah Negara perusahaan. Guinea pemerintahannya
menunjukkan profil Negara yang lebih jelas dan tegas bila dibandingkan dengan
Ghana. Hal ini merupakan warisan dari kolonialisme Perancis. Seperti sebuah
karya Sekou Toure dalam bukunya Kebijakan dan Prinsip dari Partai democrat
Guinea yang merupakan seorang ahli teori politik menggabungkan anatara
pendekatan konsistensi yang dirasionalisasi ke dalam tempo yang rumit, akan
berbeda dengan gerakan di afrika lainnya. Seluruh rakyat harus tunduk terhadap
hukum, dirinya adalah bagian dari Negara yang keseluruhan. Menurut Toure dalam
eksekutif akan banyak terjadi perselisihan yang akan menghilangkan kelas
organisasi secara resmi. Karena sebuah bnagsa yang demokratis adalah kesatuan
program kerja dalam kekuasaaan yang tidak ditentukan leh kepentingan kelas.
Rasa monolitik akan terdeteksi dalam gerakan-gerakan di Afrika, karena gerakan
disana harus mendapat dukungan praktis dan tanpa syarat dalma perang mereka
melawan imperialisme. FLN merupakan gerakan otoriter dalam kepemimpinan heroik
untuk membentuk Negara Aljazair.
Peran
sosialisme di Afrka mempunyai tugas utama yaitu :
1. Penghancuran
kekuatan dan kesetiaan terhadap ikatan suku asli dan sisitem feodal.
2. Konsekuensi
dari perkembangan federal dan pan-Afrika, menrunkan rasa kesukuan dan
meningkatkan rasa persatuan yang berbasis dalam satu benua.
3. Rencana
pembangunan sumber daya dari benua Afrika
4. Melibatkan
Devosi pada surplus kebutuhan internal Afrika oleh pemukim dan kepentingan
imperialis, Industrialisasi dalam tingkat pertumbuhan yang optimal, seperti
ajaran Jerman dalam meningkatkan babi-besi, Pengembangan sumber daya pertanian
oleh dorongan dari koperasi pertanian dan sector industry.
Afrika
menawarkan perusahaan imperialis yang sesuai dengan standar kelayakan bagi
masyarakat tanpa ada kesenjangan desa-kota. Untuk menilai kapasitas
kepemimpinan di Afrika tidak terkecuali akan terbebas dari generalisasi
kepemimpinan yang skematis. Penilaian ini didasarkan pada kesuksesan nasionalis
pemerintahan Ghana dan Guinea. Dan seperti Negara Nigeria dan beberapa Negara
bekas jajahan Perancis akan mempunyai gerakan yang lebih kompleks karena rasa
kesukuan yang masih sangat melekat. Dari daerah tersebut masalah politik akan
dipicu oleh pemberontakan antar gerakan sampai muncul kepemimpinan yang stabil.
Seluruh ide federal Afrika akan dianjurkan oleh Nkrumah dan Toure pada tingkat
konferensi seluruh Afrika.
Namun
pan-afrikanisme saat ini telah mencapai keadaan yang sama dengan pan-arabisme,
dimana diantara masing-masing pemerintahan menuduh federalis sebagai alasan
untuk mencaplok daerah lain, dan mereka sendirilah yang menyebabkan kerusakan
karena pengabdian yang sia-sia. Seksional kesadaran massa tetap menjadi
hambatan terbesar bagi kepemimpinan yang berambisi dalam kepentingan kesukuan
mereka. Semua sangat inklusif karena perjuangan mereka melawan kolonialisme
membuat keadaan kepala suku bermuka dua karena membela Negara atas kepentingan
suku lebih dahulu. Hal ini mungkin terombang-ambing antara kepentingan suku dan
kopmpromi persatuan. Seperti di Afrika tengah dominasi kepentingan pemukim
Eropa telah menarik para pemimpin ke militan yang selaras dengan pembebasan
asli. Dalam pengambila alihan kekuatan ekonomi akan mendorong adanya kekacauan
yang mengakibatkan bahaya intervensi militer. Namun marxis seharusnya tidak
memberikan kepemimpinan pada kelas borjuis, karena ini merupakan kesalahan. Hal
ini akan memicu adanya gerakan massa melalui pembangunan organisasi kelas
pekerja yang menggabungkan antara imperialis dan nasionalis.
Keterbelakangan
benua Afrika dari sector politik, budaya ataupun ekonomi yang jauh melebihi Asia
akan membuat Afrika tergoda untuk menjadi Negara sosialis. Keterbelakangan
inilah yang memicu adanya kepemimpinan kelas yang otoriter. Bahkan Stalinisme
di Afrika yang mengembangkan industry dinegara terbelakang perlu adanya
pengembangan pada tingkat tertentu agar tidak terjadi sebuah ketimpangan yang
melemahkan pemeritahan. Pertumbuhan sosialisme di Afrika memerlukan jaminan
agar tidak terjadi perpecahan kesukuan dan tindakan ekonomi yang anti
imperialis.